IRIGASI | PENGERTIAN DAN JENIS IRIGASI


Irigasi merupakan salah satu faktor yang amat menentukan suksesnya pertanian sebab tanpa pengairan yang cukup, sebagian besar tanaman yang menjadi komoditas pertanian tidak akan tumbuh subur dan siap dipanen. 

Irigasi memegang peran sangat penting sebab tanaman yang membutuhkan pengairan cukup tidak hanya membutuhkan supply air pada awal penanaman atau masa-masa tertentu saja, akan tetapi pada seluruh periode.

Macam - Macam Irigasi

1. Irigasi Permukaan

Irigasi macam ini umumnya di anggap sebagai irigasi paling kuno di indonesia. Tekniknya adalah dengan mengambil air dari sumbernya, biasanya sungai, menggunakan bangunan berupa bendungan atau pengambilan bebas. Air kemudian di salurkan ke lahan pertanian menggunakan pipa atau selang, yang memanfaatkan daya gravitasi, sehingga tanah yang lebih tinggi akan terlebih dahulu mendapat asupan air. Penyaluran air yang demikian terjadi secara teratur dalam jadwal dan volume yang telah ditentukan.

2. Irigasi Bawah Permukaan

Seperti namanya, jenis irigasi ini menerapkan sistem pengairan bawah, pada lapisan tanah untuk meresapkan air ke dalam tanah di bawah daerah akar menggunakan pipa bawah tanah atau saluran terbuka. Di gerakkan oleh gaya kapiler, lengas tanah berpindah menuju daerah akar sehingga dapat di manfaatkan oleh tanaman. Dengan demikian, irigasi jenis ini menyasar bagian akar dengan memberinya asupan nutrisi, sehingga dapat di salurkan ke bagian lain tumbuhan, dan dapat memaksimalkan fungsi akar dalam menopang tumbuhan.

3. Irigasi Pancaran

Dibanding dua irigasi sebelumnya, irigasi ini terbilang lebih modern, karena memang baru dikembangkan belakangan. Caranya adalah dengan menyalurkan air dari sumbernya, ke daerah sasaran menggunakan pipa. Di lahan yang menjadi sasaran, ujung pipa di sumbat menggunakan tekanan khusus dari alat pencurah, sehingga muncul pancaran air layaknya hujan, pertama kali membasahi bagian atas tumbuhan, kemudian bagian bawah dan barulah bagian di dalam tanah.

4. Irigasi Pompa Air

Irigasi ini menggunakan tenaga mesin untuk mengalirkan berbagai air dari sumbernya, seperti  sumur, ke lahan pertanian menggunakan pipa atau saluran. Jika sumber air yang di gunakan dalam jenis ini bisa di andalkan, artinya tidak surut pada musim kemarau, maka kebutuhan air pada musim kemarau bisa di backup dengan jenis irigasi ini.

4. Irigasi Lokal

Irigasi lokal melakukan kerja di stribusi air menggunakan pipanisasi atau pipa yang di pasang di suatu area tertentu sehingga air hanya akan mengalir di area tersebut saja. Seperti halnya jenis irigasi permukaan, irigasi lokal menggunakan prinsip gravitasi sehingga lahan yang lebih tinggi terlebih dahulu mendapat air.

5. Irigasi dengan Ember dan Timba 

Irigasi jenis ini dilakukan dengan tenaga manusia, yakni para petani yang mengairi lahannya dengan menggunakan ember atau timba. Mereka mengangkut air dari sumber air dengan ember atau timba, kemudian menyiramnya secara manual pada lahan pertanian yang mereka tanami. Seperti yang bisa dibayangkan, jenis ini kurang efektif, karena memakan banyak tenaga serta menghabiskan waktu yang lama. Namun demikian, jenis yang demikian masih menjadi pilihan sebagian petani, utamanya petani di pedesaan yang tidak memiliki cukup modal untuk membeli pompa air atau alat irigasi yang lebih efektif.

6. Irigasi Tetes

Jenis irigasi tetes menjalankan tugas distribusi air ke lahan pertanian menggunakan selang atau pipa yang berlubang dan di atur dengan tekanan tertentu. Dengan pengaturan yang demikian, air akan muncul dari pipa berbentuk tetesan dan langsung pada bagian akar tanaman. Teknik yang demikian dimaksudkan agar air langsung menuju ke akar, sehingga tidak perlu membasahi lahan dan mencegah terbuangnya air karena penguapan yang berlebih.

Kelebihan irigasi jenis ini di antaranya adalah efisiensi dan penghematan air, menghindari penguapan dan inflitrasi, serta sangat cocok untuk tanaman di masa-masa awal pertumbuhannya, karena dapat memaksimalkan fungsi hara bagi tanaman.

Selain itu, jenis ini juga mempercepat proses penyesuaian bibit dengan tanah, sehingga dapat menyuburkan tanaman dan menunjang keberhasilan proses penanamannya.

 

 















Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama